Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Feature Title‎ 1

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 2

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 3

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 4

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

Feature Title‎ 5

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat... Read More

The Legend Of Lu Bu

1 komentar
            Lu Bu adalah jendral paling bengis di zaman 3 negara/ Dynasty Han. Lu Bu membunuh kedua ayah angkatnya dengan begitu mudah. Dia diangkat menjadi anak angkat oleh Ding Yuan. Tapi itu tidak berlangsung lama setelah dia termakan hasutan Dong Zhuo. Dong Zhuo menghasut Lu Bu untuk membunuh Ding Yuan. Lu Bu pun membunuh Ding Yuan lalu Dong Zhuo menjadikan Lu Bu sebagai anak angkatnya. Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan tempramen. Lu Bu membunuh Dong zhuo dengan hasutan Wang Yun. Kekuatan Lu Bu tidak bisa di bayangkan. Di pertarungan gerbang Hu Lao/ Hu Lao Gate Lu Bu mampu menahan serangan 3 kakak beradik Liu Bei, Guan Yu, Zhang Fei dan Lu Bu berhasil memukul mundur mereka bertiga dengan kekuatannya sendiri. Lu Bu juga memiliki kuda yang bernama Red Hare Harness yaitu Kuda paling cepat pada zaman Dynasty Han. Dalam sejarah kuda ini mampu lari sejauh 500Km dalam waktu 1 hari.
            Di dalam catatan sejarah Lu Bu memiliki hubungan dengan anak angkat Wang Yun yaitu Diao Chan. Tapi hubungan mereka belum direstui oleh Wang Yun dan Wang Yun menjadikan itu siasat untuk membunuh Dong Zhuo.Setelah Lu Bu mebunuh Dong Zhuo, Jendral Dong Zhuo, Li Jue dan Guo Si tidak terima lalu mereka mengusir Lu Bu dari Ibukota Chang An. Setelah diusir Lu Bu kembali ke Xia Pi. Di Xia Pi pasukan Cao Cao mengepung Lu Bu selama 3 bulan. Lu Bu dengan moral pasukannya yang rendah akhirnya di khianati oleh 3 jendralnya Hou Cheng, Song Xian, Wei Xu. Dan Lu Bu pun di tangkap oleh pasukan Cao Cao. Lu Bu memohon agar dia dapat masuk ke dalam pasukan Cao Cao dan dia berjanji akan mengabdi kepada Cao Cao tapi Liu Bei mengingat kan Cao Cao bahwa Lu Bu adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Lu Bu pun di eksekusi dengan cara di gantung dengan Xu Huang sebagai pengeksekusi di tahun 198AD. Lu Bu dipermalukan dengan cara di hukum mati gantung. Karena di Zaman Dynasty Han itu, hukum gantung diperuntukkan ke wanita sedangkan Pria dihukum penggal.
          Di Dynasty Warrior 3 - 5 Lu Bu adalah Pria berbadan dengan armor baja, dengan pelingdung kepala seperti ekor, dan memakai senjata HalBerd.
          
         
          Di Dynasty Warrior 6 Lu Bu adalah Pria Berbadan besar dengan armor baja berwarna hitam. Dia tetap menggunakan pelindung kepala seperti ekor tapi senjatanya berbeda dari Dynasty warrior 3-5 yaitu FomaShuriken.
        
Read More →

GaLaU (Gak Da Lau)

0 komentar
Galau Itu Merana
Merana Itu Sendiri
Sendiri itu Tidak Enak
Tidak enak Jangan Dimakan
Jangan Dimakan Nasi Basi
Nasi Basi Bikin Sakit Perut
Sakit Perut Gak Sekolah
Gak Sekolah Ketinggalan Pelajaran
Ketinggalan Pelajaran Dapet Nilai Jelek
Dapet Nilai Jelek Gak Bisa Ulangan
Gak bisa Ulangan Gak Naik Kelas
Gak naik Kelas Strees
Stresss Males Sekolah
Males Sekolah Jadi Bodoh
Jadi Bodoh Gak bisa Mikir
Gak Bisa Mikir Gak Mandi
Gak Mandi Jadi Bau
Kalo Bau Banyak Lalet
Banyak Lalet Banyak Kuman
Banyak Kuman Banyak Penyakit
Banyak Penyakit Jadi Sakit
Kalo Sakit Tiduran
Kalo tiduran gak pengen tidur
Gak pengen Tidur Malah Jalan-Jalan
Lagi Jalan-jalan Ada Tawuran
Ada Tawuran Malas Ikutan
Kalo Ikutan Nanti Luka
Kalo Luka Pasti berdarah
Kalo Berdarah Di Obatin
Di obatin Gak punya Duit
Gak punya Duit  Miskin
Miskin Gak makan
Gak Makan Mati

Jadi Kesimpulannya Kalau Kita Galau Kita Bisa Mati Thanks ...,,,,!!!! ^-^
Read More →

SHU

0 komentar

Three Kingdoms





Menjelang akhir Dinasti Han, Liu Bei, seorang panglima perang dan relatif jauh dari kekaisaran Han klan, berunjuk rasa dukungan dari pengikut banyak yang mampu. Mengikuti nasihat penasihat Zhuge Liang dan Zhuge Rencana Longzhong, Liu Bei Jing menaklukkan bagian-bagian Provinsi (meliputi zaman sekarang Hubei dan Hunan) di 208 dan 209. Antara 212 dan 215, Liu Bei mengambil alih Yi Provinsi (meliputi Cekungan Sichuan) dari panglima perang Liu Zhang, dan bergumul kontrol dari Hanzhong dari panglima perang Cao Cao saingan di 219.
Dari wilayah yang ia peroleh, Liu Bei membentuk posisi untuk dirinya sendiri di Cina selama tahun-tahun terakhir Dinasti Han. Namun pada 219, aliansi antara Liu Bei dan sekutunya, Sun Quan, patah ketika Sun dikirim umumnya Lu Meng menyerang Jing Propinsi. Jing Propinsi datang undeKontrol Sun Quan setelah serangan mendadak, dan Liu Bei umum Guan Yu tertangkap dan dieksekusi pada urutan Sun.
Pada 220, setelah kematian Cao Cao, Cao Pi anaknya memaksa penguasa terakhir Dinasti Han, Kaisar Xian untuk melepaskan, mengambil alih takhta Han dan memulai dinasti baru Cao Wei. Tahun berikutnya, Liu Bei mengumumkan dirinya kaisar di Chengdu, dengan dinasti yang dikenal sebagai "Shu Han". Meskipun Liu Bei dipandang sebagai pendiri Shu Han, ia tidak pernah mengaku sebagai pendiri dinasti baru, melainkan, ia mengaku akan melanjutkan jatuh Dinasti Han.
Pada 222, Liu Bei meluncurkan serangan terhadap Sun Quan untuk merebut kembali Provinsi Jing dan membalaskan dendam Guan Yu, yang memuncak dalam Pertempuran Xiaoting. Namun, karena kesalahan taktis kuburan, Liu Bei mengalami kekalahan yang dramatis dengan membakar garis nya kamp dan penipisan tentaranya sudah numerik rendah. Liu Bei selamat pertempuran dan melarikan diri ke Baidicheng, di mana ia meninggal setahun kemudian karena sakit. Putranya, Liu Shan, menggantikan dia sebagai kaisar Shu Han. Kanselir Zhuge Liang dan umum Li Yan ditunjuk sebagai bupati untuk membantu Liu Shan muda.
Zhuge Liang merasa bahwa itu lebih penting bagi Shu untuk menyerang dan menggulingkan pemerintah Wei dan mengembalikan legitimasi kepada Dinasti Han, maka ia berdamai dengan Sun Quan dan menegaskan kembali aliansi Shu dengan Sun. Sun Quan kemudian dinyatakan dirinya kaisar Wu Timur di 229, dan statusnya diakui oleh Shu. Antara 228 dan 234, Zhuge Liang meluncurkan serangkaian enam invasi pada Wei tetapi gagal setiap kali karena kurangnya pasokan atau incompetency petugas, dan akhirnya mati dari penyakit di Pertempuran Plains Wuzhang. Anak didik Zhuge Liang, Jiang Wei, melanjutkan warisan dengan memimpin sembilan kampanye melawan Wei antara 247 dan 262, namun gagal untuk membuat keuntungan teritorial signifikan.
Pada 263, pasukan yang dipimpin oleh jenderal Wei Zhong Hui dan Deng Ai Shu menyerang dan menaklukkan ibukota Chengdu. Liu Shan Deng Ai menyerah luar Chengdu, menandai akhir Shu. Jiang Wei berusaha untuk menghasut konflik antara Zhong Hui dan Deng Ai, berharap untuk mengambil keuntungan dari situasi tersebut untuk menghidupkan kembali Shu. Namun, rencananya gagal dan dia dibunuh oleh tentara Wei Zhong Hui bersama dan Deng Ai. Liu Shan dibawa ke ibukota Wei Luoyang dan hidup nyaman dan damai sebagai "Adipati Anle" sampai akhir hari-harinya.
Shu bukan hanya bangsa perang. Selama masa damai, Shu mulai irigasi banyak dan pembangunan jalan proyek yang dirancang untuk meningkatkan perekonomian. Banyak dari karya-karya publik yang masih ada dan banyak digunakan. Sebagai contoh, Bendungan Zipingpu tetap ada dekat Chengdu, Sichuan. Karya-karya ini membantu meningkatkan perekonomian barat daya China dan dapat dikreditkan dengan awal sejarah aktivitas ekonomi di Sichuan. Hal ini juga dipromosikan perdagangan dengan Cina bagian selatan, yang kemudian diperintah oleh Wu Timur.
Read More →

Tokoh-Tokoh berdasarkan Negara

0 komentar


Penghujung Dinasti Han

[sunting] Cao Wei

[sunting] Dong Wu

[sunting] Shu Han

Read More →

Zaman Tiga Negara

0 komentar
       


Zaman Tiga Negara atau juga dikenal dengan nama Samkok (Hanzi sederhana: 三国時代; Hanzi tradisional: 三國時代, hanyu pinyin: sanguo shidai, bahasa Inggris: Three Kingdoms Era) (220 - 280) adalah sebuah zaman di penghujung Dinasti Han di mana Cina terpecah menjadi tiga negara yang saling bermusuhan.
Tiga Negara
Negara Cao Wei Dong Wu Shu Han
Ibu kota Luoyang Jianye Chengdu
Kaisar
· Kaisar pendiri
· Kaisar terakhir
5 kaisar
Cao Pi
Cao Huan
4 kaisar
Sun Quan
Sun Hao
2 kaisar
Liu Bei
Liu Chan
Berdiri 220 222 221
Runtuh 265 280 263
Di dalam sejarah Cina biasanya hanya boleh ada kaisar tunggal yang dianggap menjalankan mandat langit untuk berkuasa, namun di zaman ini karena tidak ada satupun negara yang dapat menaklukkan negara lainnya untuk mempersatukan Cina, maka muncullah tiga negara dengan kaisar masing-masing. Cina akhirnya dipersatukan oleh keluarga Sima yang merebut kekuasaan dari negara Wei dan menaklukkan Wu
Read More →

Three Kingdom

0 komentar
       

Kisah Tiga Negara (Hanzi: 三國演義, hanyu pinyin: sānguó yǎnyì, Bahasa Inggris: Romance of the Three Kingdoms) adalah sebuah roman berlatar-belakang sejarah dari zaman Dinasti Han dan Tiga Negara. Di kalangan Tionghoa di Indonesia, kisah ini dikenal dengan nama Samkok yang merupakan dialek Hokkian dari sanguo atau tiga negara.
Sering orang salah kaprah akan perbedaan Kisah Tiga Negara atau Kisah Tiga Kerajaan mengingat terjemahan bahasa Inggris dari roman ini adalah Romance of the Three Kingdoms, namun pada sebenarnya, yang tepat adalah Kisah Tiga Negara mengingat pada klimaks roman ini, ketiga pemimpin yang bertikai; Cao Cao (negeri Wei), Liu Bei (negeri Shu) dan Sun Quan (negeri Wu) masing-masing telah memaklumatkan diri sebagai kaisar dan mengklaim legitimasi sebagai kekaisaran yang mewarisi Dinasti Han yang telah runtuh.
Roman ini ditulis oleh Luo Guanzhong (羅貫中), seorang sastrawan dinasti Ming yang mengambil referensi dari literatur sejarah resmi mengenai Zaman Tiga Negara di Tiongkok dimulai dari penghujung Dinasti Han, pecahnya Tiongkok ke dalam tiga negara dan kemudian dipersatukan kembali di bawah Dinasti Jin. Selain dari sejarah resmi, Luo juga mengambil referensi dari cerita rakyat turun temurun yang dituturkan secara lisan di masyarakat pada masa hidupnya.
Kisah Tiga Negara adalah salah satu karya sastra klasik yang paling populer di dalam sejarah Tiongkok. Luo menuliskan roman ini dalam 120 bab yang mempunyai alur cerita bersambung dengan referensi Catatan Sejarah Tiga Negara oleh Chen Shou dan sedikit imajinasinya sendiri. Ada sekitar lebih 400 tokoh sejarah yang diceritakan di dalam Kisah Tiga Negara yang dilukiskan dengan karakter berbeda. Cao Cao, Liu Bei dan Sun Quan sama sebagai karakter pemimpin namun berbeda dalam sifat dan pemikiran. Demikian pula penasehat Zhuge Liang, Xun You, Guo Jia dan Zhou Yu masing-masing berbeda pandangan dan wataknya. Setiap karakter mempunyai watak dan sifatnya sendiri yang berbeda satu sama lain. Penggambaran perbedaan watak karakter ini menjadikan roman ini diakui sebagai salah satu wakil dari puncak perkembangan sastra Tiongkok dalam sejarah. Kisah Tiga Negara ditulis dalam bahasa klasik (文言文).
Read More →

Zaman Dynasty

0 komentar

Pengabdian kepada keluarga Sun


Saat Sun Jian berkuasa di wilayah Changsha, ia bertemu dengan Sun Ce, anak pertama dari Sun Jian. Mereka belajar bersama dan bersahabat karib hingga akhirnya bersumpah-saudara. Setelah itu karena paman Zhou Yu, Zhou Shang diangkat menjadi Gubernur Danyang, Zhou Yu pindah ke sana dan mengabdi kepada Yuan Shu.
Sun Ce yang menggantikan ayahnya yang meninggal ketika ia berumur 17 tahun (Sun Jian meninggal tahun 192), mulai menunjukkan kebolehannya pada tahun 194. Ia meminjam 3000 prajurit dari Yuan Shu dengan jaminan cap kekaisaran warisan ayahnya (Sun Jian menemukannya saat berada di Luo Yang, setelah peperangan di Gerbang Hulao), kemudian menuju ke daerah Wu. Zhou Yu, yang mendengar berita ini, langsung saja bergabung dengan Sun Ce sebagai ahli strategi dan membantunya mengalahkan Liu Yong, Yan Baihu, dan Wang Lang sehingga berhasil merebut kota Mo Ling (selanjutnya diganti menjadi Jian Ye oleh Sun Ce), Wu, dan Hui Ji serta mendapatkan Jendral baru yan sangat berkualitas yaitu Taishi Ci, semua dituntaskan hanya dalam waktu yang sangat singkat. Atas keberhasilan ini Sun Ce mendapat julukan "Little Conquerror" dan Zhou Yu mendapat julukan "Young Gentleman Handsome Zhou".
Tahun 199, Sun Ce dan Zhou Yu berhasil menumpas Liu Xun, sehingga memperluas wilayah kekuasaan. Pada sekitar tahun ini jugalah Sun Ce dan Zhou Yu menikahi Two Qiaos, anak Qiao Xuan seorang pintar dan kritikus. Sun Ce menikahi anak sulung Da Qiao dan Zhou Yu menikahi anak bungsu Xiao Qiao. Mereka berdua adalah wanita yang terkenal akan kecantikannya. Dari pernikahan ini Zhou Yu mempunyai 3 anak, 2 anak laki-laki Zhou Xun dan Zhou Yin dan 1 anak perempuan Zhou Ying.
Pada tahun 200 M, Sun Ce wafat dan digantikan oleh adiknya, Sun Quan, yang masih sangat muda, saat itu umurnya baru 18 tahun. Atas wasiat dari Sun Ce yang berisi "masalah dalam negeri diskusikan dengan Zhang Zhao dan masalah luar negeri diskusikan dengan Zhou Yu", maka Zhou Yu memegang kekuasaan militer dan Zhang Zhao mengurusi masalah domestik. Hal ini menunjukkan loyalitas Zhou Yu yang sangat tinggi karena sebenarnya calon kuat penerus Sun Ce adalah Zhou Yu sendiri, tetapi dia lebih memilih mengabdi kepada Sun Quan dan tidak memikirkan kekuasaan.
Read More →